TRAPESIUM USIA, REFLEKSI MULAI DARI DIRI MODUL 1.2
Gambar diatas adalah diagram trapesium usia, adalah usia-usia penting dalam hidup saya mulai dari lahir sampai sekarang, bahkan direncanakan sampai saya pensiun di usia 60 tahun nanti. Untuk membuat diagram tersebut caranya adalah:
- Buatlah garis miring naik ke atas (sisi kiri), tuliskan usia saat Bapak/Ibu menyelesaikan masa sekolah pada ujung garis tersebut;
- Lanjutkan dengan membuat garis mendatar (tengah), yang menunjukkan usia kerja. Pada salah satu titik di garis tersebut, tuliskan angka yang menunjukkan usia saat ini;
- Buatlah garis miring menurun (sisi kanan) untuk menandakan masa pensiun;
- Ingatlah dua peristiwa penting pada masa sekolah; satu peristiwa bernuansa positif dan satu lagi yang negatif yang terkait relasi Bapak/Ibu dengan guru pada rentang usia PAUD sampai sekolah menengah (4-17 tahun);
- Pada bagian garis miring naik ke atas (sisi kiri), tulis angka yang menunjukkan pada usia berapa kedua peristiwa tersebut terjadi (misalnya: umur 7 dan 12 tahun).
- Hitunglah selisih dari usia Bapak/Ibu sekarang dan usia pada saat kedua peristiwa tersebut terjadi.
Jawaban refleksi:
Apa peristiwa positif dan negatif yang saya tuliskan di sana?
Hal Positif: Ketika SMK pernah menjadi siswa teladan dan masuk seleksi Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat kabupaten
Hal Negatif: Saat pelajaran PMP pernah dikeluarkan oleh guru karena tidak memiliki buku paket.
Selain saya, siapa lagi yang terlibat di dalam masing-masing peristiwa tersebut?
Dalam peristiwa positif, yang terlibat dalam peristiwa adalah Bapak dan Ibu panitia seleksi siswa teladan yang terdiri dari Bapak Kepala sekolah, kurikulum, wali kelas dan perwakilan guru mata pelajaran, sedangkan untuk seleksi Lomba Kompetensi Siswa (LKS) terdiri dari Bapak/Ibu panitia LKS tingkat kabupaten yang terdiri dari perwakilan guru dari beberapa sekolah.
Dalam peristiwa negatif, saat saya kelas 3 SMP, Bapak Mei Sarwanto guru Pendidikan Moral Pancasila yang mengajar saya, ketika masuk ruang kelas, beliau langsung memberi saya dan beberapa rekan saya untuk saya disuruh keluar dan tidak boleh mengikuti KBM karena saya tidak memiliki buku paket, yang sesungguhnya saya tidak mampu untuk membelinya.
Dampak emosi apa saja yang saya rasakan hingga sekarang? (silakan gunakan roda emosi Plutchik di Gambar 2 untuk mengidentifikasi persisnya perasaan Bapak/Ibu di masa itu)
Dalam peristiwa positif perasaan saya adalah bahagia, gembira, senang dan bangga karena dalam proses seleksi diambil dari perwakilan kelas peringkat 1 sampai 3, sehingga saya bisa mengalahkan bebeapa siswa yang menjadi kompetitor asay
Dalam peristiwa negatif perasaan saya sangat sedih, tidak adil, marah, karena bapak Mei Sarwanto tidak mau mendengarkan alasan saya, bahwa saya memang tidak mampu untuk membeli buku paket tersebut.
Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat memengaruhi diri saya di masa sekarang?
Karena peristiwa tersebut sebagai dasar untuk move on atau bangkit karena saya berasal dari keluarga tidak mampu, untuk bisa menjadi yang sekarang ini adalah sebagai penyemangat, jika ingat zaman dulu yang serba kekurangan dan saya harus bangkit untuk bisa menunjukkan kepada semua orang yang mendzolimi saya bahwa saya bisa sukses.
Pelajaran hidup apa yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya?
Sebagai seorang guru saya tidak akan semena mena memberikan hukuman kepada murid saya, kalaupun ada kesalahan dari siswa saya, saya akan mendengarkan alasannya apakah logis dan jujur. Apapun kesalahan siswa saya, saya tidak akan mengeluarkan siswa saya.
Saat saya SMK alhamdulillah keadaan ekonomi keluarga sudah membaik, jadi saya bisa belajar dengan baik dengan fasilitas buku yang cukup, sehingga saya bisa berprestasi, bisa menjadi juara kelas, dan bisa menjadi siswa teladan di sekolah. Pelajaran hidup yang bisa saya peroleh adalah: Guru harus mengerti latar belakang siswa nya, mau mendengarkan alasan yang logis.
Bagaimana saya menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang Guru, dalam 1 atau 2 kalimat menggunakan kata-kata: "guru", "murid", "belajar", "makna", "peran"?
"Peran guru adalah profesi yang mulia, pahlawan tanpa tanda jasa, pewaris para anbiyya. Dengan demikian, ia harus meneladani, menuntun, dan mengarahkan hal-hal positif bagi para murid dalam belajar agar pembelajaran yang mereka peroleh benar-benar bermakna sesuai dengan bakat yang dimilikinya."


