AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF
KEYAKINAN KELAS UNTUK MEMBANGUN BUDAYA POSITIF
DI SMPN 3 DONGKO
A. Latar
Belakang
Sekolah yang ideal adalah sekolah yang mampu menciptakan kenyaman dan memberikan kemerdekaan untuk tumbuh dan berkembang bagi peserta didik sesuai kodratnya. Sekolah harus terhindar dari segala macam bentuk penindasan, bulliying, kekerasan dan pemaksaan terhadap warga sekolah khususnya peserta didik. Sekolah akan berusaha sekuat tenaga untuk menciptakan suasana yang penuh dengan kehamonisan dan budaya positif.
Kenyataanya rata-rata lingkungan sekolah belum memberikan keleluasaan kepada peserta didik. Peserta didik masih terkekang dengan budaya aturan. Peserta didik menghindari pelanggaran karena takut dikucilkan. Peserta didik mentaati peraturan karena takut dihukum atau menerima konsekuensi yang berat dan dapat mencoreng nama baiknya. Akibatnya peserta didik melakukan kebaikan hanya pada saat di sekolah atau hanya pada saat di depan orang yang lain seperti di depan Guru dan yang lainnya. Keteraturan yang mereka lakukan tidak berasal dari kesadaran dan lubuk hati. Keteraturan tersebut bukanlah sebuah kebiasaan akan tetapi ketakutan dan mencari perhatian.
Semestinyalah sekolah harus menciptakan iklim pendidikan yang mampu membiasakan setiap warganya khususnya peserta didik melakukan budaya positif. Budaya yang mengakar kuat dan menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan secara kontinyu dan sadar oleh setiap warga sekolah. Semua pihak harus terlibat dalam pembiasaan positif tersebut. Pembiasaan positif yang merupakan budaya positif akan menjadi budaya sekolah. Budaya yang dipegang teguh oleh seluruh warga sekolah dan menjadi kekhasan dari sekolah tersebut. Budaya tersebut harus terintegrasi dalam seluruh kegiatan sekolah, baik sebelum pembelajaran, proses pembelajaran ataupun di luar kelas seperti dalam kegiatan ekstrakurikuler. Pertanyaannya adalah bagaimana budaya positif dapat tumbuh dan tertanam dalam proses pembelajaran, bagaimana budaya positif dapat terbiasa dilakukan dalam kegiatan ekastrakurikuler. Harapannya jika budaya positif mengakar dalam diri setiap peserta didik, maka akan tercipta profil pelajar pancasila.
- Menumbuhkan
budaya positif dengan keyakinan kelas yang disepakati atas kesadaran dirinya
dengan penuh tanggung jawab.
- Mewujudkan
murid yang memiliki karakter positif sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
- Mengintegrasikan
dan membiasakan peserta didik untuk menanamkan nilai-nilai profil pelajar
pancasila dalam kegiatan ekstrakurukuler.
C. Tolak
Ukur
- Peserta
didik dapat melaksanakan keyakinan kelas yang sudah disepakati dengan kesadaran
diri dan penuh tanggung jawab.
- Terwujudnya
pembiasaan-pembiasaan baik, sehingga tercermin karakter profil pelajar
Pancasila.
- Peserta
didik terlibat aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan sadar mengamalkan
nilai-nilai profil pelajar pancasila.
D. Linimasa tindakan yang dilakukan
Minggu Pertama:
Berkoordinasi dengan kepala sekolah dan dewan guru tentang pentingnya penanaman budaya positif disekolah, kemudian dengan wali kelas merumuskan keyakinan kelas, serta meminta ijin untuk melakukan desiminasi dengan rekan-rekan guru di SMPN 3 Dongko
Minggu Kedua:
Mulai
pelaksanaan kegiatan dengan menerapkan keyakinan kelas yang sudah disepakati
seperti:
Ø Bekerjasama
menjaga kebersihan kelas
Ø Menjaga
dan meletakkan barang sesuai tempatnya
Ø Mengerjakan
tugas tepat waktu
Ø Saling
peduli, menghargai, dan membantu satu sama lain
Ø Tepat waktu dan aktif dikelas
Minggu Ketiga:
Ø Guru
melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang sudah dibuat
Ø Murid melakukan penilaian diri dan teman sejawat
Minggu Keempat:
Ø Melakukan
refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan bersama murid.
Ø Melakukan
evaluasi keyakinan kelas yang sudah disepakati, apakah dijalankan dengan
sungguh-sungguh atau tidak
E. Dukungan yang dibutuhkan
Internal
- Seluruh wargasekolah (kepala sekolah, guru, karyawan dan murid)
- Komite sekolah dan (orang tua murid) dalam penerapan budaya positif dirumah
- Lembar Observasi dan Penilaian diri


